ANBK Menjadi Tantangan Menarik Untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan Kita
Sesuai jadwal dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, SMK PGRI 01 Semarang menyelenggarakan Gladi bersih
Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) selama dua hari, yakni Senin dan Selasa, 21 dan 22 Agustus 2023. Sebelumnya, pada tanggal 31 Juli dan 1 Agustus 2023, telah dilakukan juga simulasi ANBK yang diikuti oleh 50 anak di Ruang Lab. Komputer. Kegiatan simulasi dan gladi bersih ANBK tersebut dilakukan untuk menghadapi pelaksanaan ANBK tanggal 28 dan 29 Agustus 2023. Demikian diungkapkan oleh Septi Kurniawati, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMK PGRI 01 Semarang.
Septi menjelaskan, Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) ini
merupakan pengganti Ujian Nasional yang sudah dilaksanakan sejak 2021. Asesmen Nasional ini dirancang sebagai program evaluasi pendidikan untuk meningkatkan mutu dengan melihat input, proses, dan output pembelajaran. Ditambahkan oleh Septi, soal-soal ANBK ini meliputi Literasi dan Survei Karakter, Numerasi dan Survei Li gkungan Belajar.
ANBK di SMK PGRI diikuti 45 anak sebagai peserta utama dan 5 anak peserta cadangan. Dikatakan, jumlah dan nama anak-anak sebagai peserta ANBK ini semuanya dipilih dan ditentukan oleh pusat (Kemendikbudristek).
Kepala SMK PGRI 01 Semarang, Dra. Titi Yulestariani mengungkapkan, kegiatan ANBK di sekolah yang dipimpinnya diselenggarakan sesuai POS ANBK tahun 2023. Ada 2 Ruang Lab. Komputer yang digunakan dan setiap ruang ANBK ada seorang Proktor, seorang pengawas dan seorang teknisi.
Vika Setyawati, Proktor dalam ANBK tersebut mengungkapkan saat gladi bersih ANBK hari pertama ada sedikit trouble karena jaringan dari server. "Kemarin anak-anak sempat terhenti mengerjakan soal dan harus menunggu, namun kemudian melanjutkan lagi sampai selesai. Selanjutnya untuk hari kedua berjalan lancar", jelas Vika.
Ismun, selaku teknisi dalam ANBK di sekolah tersebut berharap pada saat pelaksanaan ANBK tanggal 28 dan 29 Agustus nanti berjalan lancar, tidak ada lagi kendala yang dihadapi.
Beberapa peserta ANBK mengaku asing dengan soal-soal ANBK. Namun mereka kemudian berusaha menyesuaikan, meski diakui belum sepenuhnya bisa menyelesaikan semua soal yang ada. Pendapat itu diungkapkan oleh Dito, Sherly dan Ayu yang merupakan siswa kelas XI MPLB.
Mereka mengaku senang ditunjuk sebagai peserta ANBK, sehingga bisa menambah pengalaman. "Bacaannya panjang-panjang, dan pertanyaan sedikit tetapi cukup sulit menjawabnya", kata Dito.
Baik Dito, Sherly maupun Ayu mengaku bisa mengerjakan soal ANBK sekitar 70 persen. Diakui oleh ketiga anak tersebut, ANBK menjadi tantangan baru yang menarik dan harus dihadapi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan kita.
Penulis : Purwanto, S.Pd
Editor : Abdul Hakim Pamungkas Putra, S.Pd